Hari Terberat Rosulullah SAW

Di kisahkan ketika selesai sholat Ashar istri-istri Rosulullah SAW sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan beragama mereka. Terkadang mereka juga menanyakan berbagai tantangan yang dialami Rosulullah SAW dalam menjalankan dakwah beliau. Sebagai contoh adalah pertanyaan yang diajukan oleh Sayyidah 'Aisyah tentang hari terberat yang pernah beliau alami dalam dakwah beliau.
"Duhai Rosulullah, adakah hari yang lebih berat bagimu dibandingkan hari perang Uhud?" Maka Rosulullah SAW menjawab dan menceritakan bahwa hari terberat yang pernah beliau alami melebihi perang Uhud adalah ketika beliau dianiaya di Thaif.

Ketika Abu Thalib wafat, Rosulullah SAW mengalami gangguan yang luar biasa dari kaum Quraisy yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan semasa Abu Thalib masih hidup. Bahkan orang-orang yang bodoh pun dapat dengan leluasa menebarkan tanah ke atas kepala beliau Nabi Muhammad SAW.

Ketika gangguan kaum Quraisy kepada beliau dan umat Islam semakin meningkat, maka beliau memutuskan untuk pergi ke Thaif. Beliau bermaksud meminta bantuan kepada Bani Tsaqif, sekaligus mendakwahkan Islam kepada mereka. Rosulullah SAW berharap mereka mau menerima dakwahnya karena beliau Rosulullah SAW semasa kecil pernah disusui di Bani Sa'ad yang berkerabat dengan penduduk Thaif.

Ketika Rosulullah SAW sampai di Thaif, beliau menemui para pemuka mereka dan mengajak mereka untuk beriman kepada Allah. Ternyata, beliau Rosulullah SAW mendapat penolakan yang sangat keras. Mereka mennghina beliau, menyuruh orang-orang bodoh dan budak-budak mereka untuk mencela serta meneriaki beliau.

Ketika menyadari bahwa ajakannya ditolak dengan keras, maka bersama Zaid bin Haritsah, Rosulullah SAW segera meninggalkan kota Thaif. Namun penduduk Thaif tidak membiarkan beliau keluar dengan aman, mereka terus mengganggunya. Mereka membentuk dua barisan di sepanjang Rosulullah SAW berjalan, di kanan dan kiri beliau. Setiap kali Rosul melangkahkan kaki, mereka melempari Rosulullah SAW dengan batu hingga tubuh beliau berlumuran darah.

Keduanya terus berjalan meninggalkan kota Thaif dan mencari tempat yang dirasakan lebih aman dari gangguan mereka. Hingga sampailah beliau Rosulullah SAW pada sebuah pohon. Di sanalah beliau berdo'a dengan sebuah do'a yang begitu mengharukan dan menyayat hati.

 Arti dari do'a tersebut " Duhai Allah Tuhanku, hanya kepada-Mulah kuadukan  kelemahan diriku, terbatasnya usahaku, dan hinanya diriku di hadapan manusia. Duhai Dzat yang maha pengasih dari semua yang berjiwa kasih, sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dari semua yang berjiwa kasih. Kepada siapa akan Engkau serahkan diriku ini? Kepada musuh yang menerimaku dengan muka masam atau kepad orang dekat yang Engkau beri kekuasaan untuk mengalahkanku. Selama Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli dengan semua itu. Hanya saja kesejahteraanMu lebih terasa lapang bagiku. Ya Allah, aku berlindung dengan cahaya wajahMu yang menerangi smua kegelapan dan berkat cahaya itu smua urusan dunia dan akhirat menjadi lebih baik, agar kiranya Engkau tidak menimpakan amarahMu kepadaku, atau menempatkan kemurkaanMu kepadaku. Ya Allah aku ridha atas semua ini, agar Engkau pun ridho kepadaku. Sesungguhnya tiada daya dan upaya kecuali dengan izinMu."


Sedemikian sedihnya do'a yang dipanjatkan Nabi di atas, hingga Allah mengutus malaikat Jibril as untuk menemui beliau. setibanya di hadapan Nabi., Jibril as memberi salam seraya berkata, "Allah mengetahui apa yang telah terjadi padamu dan orang-orang ini. Allah telah memerintahkan malaikat di gunung-gunung untuk menaati perintahmu." Sambil berkata demikian, Jibril memperlihatkan para malaikat itu kepada Rosulullah SAW.

"Wahai Rosulullah, sesungguhnya Allah SWT telah mendengar ucapan kaummu dan bantahan mereka terhadapmu. Aku adalah malaikat pengawal gunung. Allah SWT telah menutusku kepadamu untuk melaksanakan apa yang engkau perintahkan kepadaku. Sekarang, apakah yang engkau kehendaki? Jika engkau berkehendak agar aku menimpakan kedua gunung ini atas mereka, niscaya aku lakukan!"

mendengar tawaran malaikat itu, Rosulullah SAW yang berlumuran darah, sedih atas penolakan umatnya, segera mnunjukkan belas kasihnya. Dengan lembut beliau berkata kepada malaikat.

"Jangan lakukan itu, aku justru brharap, semoga Allah SWT mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang menyembah Allah SWT semata dan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun."

Hikmah:
  1. Rosulullah mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada siapapun, kepada sesama muslim atau non muslim,selama tidak menjelek-jelekan atau menghancurkan agama islam.Mungkin dengan kebaikan kita kepada orang-orang non muslim menjadikan perantara hidayah untuk mereka memeluk agama islam.
  2. Rosulullah mengajarkan kita bahwa islam memberikan kedamaian bukan pertikaian.
  3. Rosulullah mengajarkan kita bahwa memiliki dendam adalah hal yang tidak benar, menyakiti balik saudara kita yang telah menyakiti kita adalah hal yang salah. Mendo'akan kebaikan untuknya adalah hal yang tepat untuk kita lakukan.
  4. Rosulullah begitu berharap nantinya akan ada orang yang mengikuti ajarannya, lalu kita yang mengaku umat Nabi Muhammad SAW tidakkah kita sadari bahwa kita telah menyakiti beliau dengan kita tidak bersholawat kepada beliau. orang-orang thaif menyakiti beliau karena mereka tidak mengenal Rosulullah SAW, mereka belum menerima ajaran beliau. Namun kita yang mengaku umatnya, tidak bersholawat kepada beliau, tidak menjalankan sunnahnya, menebarkan permusuhan, apakah kita tidak lebih menyakiti daripada orang-orang Thaif? mari kita renungkan. 
Nasehat Al Habib 'Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf ra, beliau berkata:
Siapa orang yang memperbanyak sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, maka ada untuknya 10 jaminan:
  1. Jaminan dengan terkabulnya apa yang menjadi permintaan dan harapannya.
  2. Jaminan meninggal dengan mengucapkan kalimat tauhid.
  3. Jaminan akan melihat Nabi Muhammad SAW.
  4. Jaminan keselamatan di dunia.
  5. Jaminan keberkahan pada anak-anaknya.
  6. Jaminan kemudahan kehidupan dunianya.
  7. Jaminan penjagaan dari segala kesulitan dan kesusahan dunia.
  8. Jaminan kedekatan dari sisi Nabi Muhammad SAW.
  9. Jaminan kedekatan mendapat penjagaan yang besar dari sisi Allah SWT.
  10. Jaminan berupa keridhoan dari Allah SWT dan dari Nabi Muhammad SAW.

والله اعلم بالصواب

#Buku Sehari Bersama Rasul




1 komentar: