Lebib Utama Mana : Membaca Quran dengan Hafalan atau Melihat Mushaf ?????

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang dikenal dengan bulan al Quran karena pada bulan tersebut ayat pertama kali turun. maka. Sehingga amalan yang sangat dianjurkan pada bulan ramadhan adalah memperbanyak membaca alquran.
Rosululloh SAW menurut salah riwayat dibulan ramadhan merupakan bulan pertemuan yang indah dengan malaikat jibril untuk semaan al Quran, Arrosul SAW yang memabaca dan malaikat jibril yang mendengarkannya. Begitu juga sebaliknya, malaikat jibril yang membaca Rosululloh SAW yang mendengarkannya. Al Habib Umar bin Idrus Al Habsyi memperbaiki pemahamannya akan al Quran ketika datang bulan ramadhan.

Lantas, membaca al Quran yang baik itu apakah membaca secara hafalan(bilghoib) atau dengan mushaf(binnadzor)????????

Membaca al quran itu merupakan amalan yang sangat bagus dan sangat dianjurkan oleh Rosululloh SAW, sehingga keduanya baik dengan hafalan atau dengan mushaf semuanya mempunyai pahala asalkan dilakukan dengan tajwid yang benar dan ikhlas karena Allah SWT. yang tidak baik adalah tidak melakukan keduanya.

Adapaun dalam beberapa hadits disebutkan akan keutamaan menghafalkan al Quran, diantaranya ;

  1. Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal .Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”” (HR. Muslim)
  2. Nabi Saw memberikan amanat pada para hafizh dengan mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi. Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i).
  3. Nikmat mampu menghafal Al Qur’an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu, “Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Quran, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan padanya.” (HR. Hakim)
  4. Seorang hafizh Al Qur’an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi (Penghargaan khusus dari Nabi Saw). Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur’an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al
  5. Qur’an. Rasul mendahulukan pemakamannya. “Adalah Nabi mengumpulkan diantara orang syuhada uhud, kemudian beliau bersabda, :Manakah diantara keduanya yang lebih banyak hafal Al Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliu mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari)
  6. Hafizh Qur’an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi. “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad)
  7. Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim)
  8. “Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur’an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun alaih)
  9. Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi)
  10. Kepada hafizh Al Qur’an, Rasul SAW menetapkan berhak menjadi imam shalat berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda, “Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim)
  11. “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.”  (HR. At Turmudzi).
  12. Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur’an, “Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur’an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ‘Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat'” (HR. Bukhari)
Dengan mengetahui keutamaan tersebut, seakan membaca al Quran dengan hafalan itu lebih baik dari membaca dengan mushaf (binnadzor)

Namun,Imam Nawawi mengatakan melihat al Quran merupakan ibadah, maka disamping mendapatkan pahala membaca juga akan mendapatkan pahala melihat. begitu juga yang pendapat imam Ghazali.
Dalam kitab خصائص الامة المحمد ية dikatakan bahwasanya membaca quran dengan hafalan akan mendapatkan 1000 derajat sedangkan membaca Al Quran dengan mushaf akan mendapatkan 2000 derajat.
Beberapa ulama' yang sudah masyhur kealiman dan keilmuannya sehingga sangat kecil kemungkinan kesalahanya, membaca al quran justru dengan binnadzor, misalnya 
  1. Sahabat Utsman bin Affan merupakan Kholifah dan sekaligus menantu nabi SAW. Beliau mempunyai dua mushaf yang robek-robek dikarenakan seringsnya dibolak-balik(sering dibaca) padahal beliau hafal seluruh al Quran.
  2. Al Qutb Al Imam Al Habib Abdulloh bin Alawy Al Haddad mengatakan" andaikan saya tidak buta maka saya akan membaca al quran dengan dengan mushaf(binnadzor)"
  3. Al Habib Zein bin Hasan Baharun (muassis PP Dalwa,Bangil) beliau juga membaca sura-surah pilihan dengan binnadzor meskipun beliau hafal.
  4. Dikisahkan oleh seorang wali Allah yang bernama Sadid bin Hakim yang bermimpi bertemu sahabatnya ketika dialam kubur lalu beliau bertanya kepada sahabatnya, "amalan apa yang bermanfaat dialam kubur". sahabatnya menjawab" tidak ada yang lebih manfaat dari pada membaca al Quran dengan mushaf                                                            
Al Habib Umar bin Hafidz mengatakan " hendaklnya bagi para pengahfal untuk sekali-kali membaca al Quran dengan binadzor karena kalau keseringan membaca quran dengan bi nadzor maka akan melemahkan hafalannya".

Jadi, kesimpulannya keduanya merupakan sesuatu yang sangat baik, dan yang paling penting menurut Imam Nawawi adalah adalah kekhusyuan dan memahami makna serta pengmalana dari isi al al Quran tersebut. Apabila membaca al Quran dengan hafalan justru akan lebih Khusyu' maka otomatis membaca al Quran dengan hafalan itu lebih utama, sebaliknya jika membaca dengan binadzor tersebut lebih khusyu' maka itu yang lebih baik. 

semoga kita semua dijadikan Ahli Quran

Walloh alam.

@kitab خصائص الامة المحمد ية hal 206-207 





















2 komentar:

  1. Aamiin,,,

    Allahummar hamna bil Qur'an.
    waj’alhu lana imaamau wa nuurou wa hudaw wa rohmah.

    BalasHapus