Amal Ibadah Yang Kosong

Dikatakan dalam sebuah kisah yang diceritakan oleh Ibnu Arobi dalam salah satu karyanya bahwa terdapat seorang murid yang datang kepada seorang syekh (gurunya).

Murid  :" wahai guru, saya selama 2 bulan ini telah rutin menghatamkan Al Quran dengan satu kali khatam setiap malamnya"


Syech  : " ya waladi (wahai anakku) itu bagus sekali, namun alangkah bagusnya kalau saya selaku gurumu ikut dihadirkan ketika engkau membaca Al Quran.

Murid  :" Naam ya syech". 

sejak itu sang murid menghadirkan ruhaniyah gurunya ketika membaca Al Quran, namun selama sebulan tidak bisa khatam, lalu ia mengahdap gurunya dan berkata" wahai guru, saya telah mengahdirkan engkau dalam majlisku namun selama sebulan saya tidak bisa menghatamkan"

Syech  : " Ahsan ya walady ( bagus wahai anakku), sekarang jangan hanya saya yang ikut dihadirkan namun hadirkan juga orng yang pertama kali mengajar Al Quran yaitu para sahabat seperti Umar bin Khotob, ibnu Abbas dll"

Murid  : "baik, wahai guruku"

sejak itu sang murid menghadirkan ruhaniyah para sahabat ketika membaca Al Quran, namun selama sebulan tidak melebihi sepertiga saja,  lalu ia mengahadap gurunya dan berkata " wahai guru, saya telah mengahdirkan para sahabat ketika membaca al Quran namun selama sebulan saya tidak bisa melebihi sepertiga  saja"

Syech  : "Ahsan ya waladi( bagus anakku), sekarang jangan hanya saya dan para sahabat namun hadirkan juga Rosululloh SAW, seakan beliau ikut menyemak bacaan quran mu."

sang murid tambah bingung tambah sedikit tapi malah tambah bagus, namun tidak berani membantah. sejak itu sang murid menghadirkan ruhaniyah guru, para sahabat dan juga Rosululloh SAW untuk ikut menyimak ketika membaca Al Quran, namun selama sebulan hanya mendapatkan 5 jus saja,  lalu ia mengahadap gurunya dan berkata" wahai guru, saya telah mengahdirkan para sahabat ketika membaca al Quran namun selama sebulan namun hanya mendapatkan 5 jus saja.

Syech  : "ahsan ya walady" sekarang jangan hanya saya, para sahabat dan Rosululloh SAW yang hanya manusia biasa namun hadirkan juga Allah SWT, seakan beliau ikut menyemak bacaan quran mu."

sang murid tambah bingung, namun tidak berani menolak.

Murid  :" naam ya syechiy ( iya wahai guruku)"

sejak itu sang murid menghadirkan ruhaniyah guru, para sahabat dan juga Rosululloh SAW untuk ikut menyimak ketika membaca Al Quran, namun selama 2 bulan sang murid tidak berani mengahdap gurunya lagi, hingga sangat lama, akhirnya ia datang juga dan berkata " wahai guruku selama 2 bulan saya tidak bisa selsei bahkan satu surah saja, ketika sampai pada ayat " iyyaka na'budu \ waiyyakanas ta'in" saya terhenti menangis karena merasa malu dan gak pantas sebagai hamba yang penuh dosa untuk meminta kepada Allah."

lalau gurunya datang kepada sng murid dan mencium tangannya lalau berkata

Syech  : "Engkau sekarang bukan muridku lagi namun engkau adalah guruku."

sekian

Hikmah
  1. Dalam segala amal ibadah, selayaknya untuk mengahdirka hati hanya untuk Allah semata karena itu adalah inti dari ibadah, amal sedikit tapi berisi lebih baik dari pada amal banyak namun kosong.
  2. tawadhu kepada guru atau murid membawa dampak yang sangat luar biasa, terutama dalam menaikkan derajat di mata Allah  SWT.






0 komentar:

Posting Komentar