Beliau dikaruniai oleh Allah SWT seorang istri yang cerewet. Setiap hari kerjaannya hanya marah-marah dan ngomel-ngomel. Sedangkan Syekh Abdurrahman Bajalhaban adalah orang yang sabar
beliau selalu menghadapi istrinya dengan kesabaran. Tidak pernah beliau membalas keburukan dengan keburukan, omelan dengan omelan. Seandainya beliau menghadapi sifat keras istrinya dengan kekerasan pula maka rumah tangga itu akan menjadi neraka.
Suatu saat beliau
mempunyai keinginan berkholawat (Menyepi) untuk beribadah mendekatkan
diri kepada Allah SWT di sebuah tempat bersama orang-orang yang
beribadah. Beliau merasa lebih baik aku beribadah dari pada
terus-terusan bersama istri yang kerjaannya selalu ngomel melulu. Beliau
pun berpamit kepada istrinya dan seperti biasa jawabannya adalah omelan
dan omelan. Beliau naik ke gunung terdekat dari kotanya dan di situ
beliau menemukan sekelompok orang yang sedang beribadah. Singkat cerita
beliau dapat bergabung bersama mereka dengan syarat harus mau piket
mencari makan untuk mereka sebagaimana adat mereka menentukan piket para
anggota untuk mencari makan secara bergantian setiap harinya.
Ketika pada suatu saat beliau kena giliran piket, beliau bingung harus
mencari makanan di mana. “Lebih baik aku meminta kepada Allah,” gumam
beliau.
“Tetapi dengan siapakah aku harus bertawassul? Ah, lebih
baik aku bertawassul dengan wali yang ditawassuli oleh teman-temanku
itu, meskipun aku tidak tahu siapakah yang mereka tawassuli,” kata
beliau dalam hati. Maka beliau pun duduk di tempat sepi mengangkat
tangan seraya berdo’a, “Ya Allah berkat kemulyaan wali yang ditawassuli
oleh teman-temanku itu maka turunkanlah untukku dan teman-temanku
makanan yang lezat.”
Seketika turunlah makanan-makanan yang
lezat, beliau pun kaget serta kagum betapa tinggi kedudukan wali yang
ditawassuli oleh teman-temannya sehingga sekali tawassul do’a langsung
terkabul.
Teman-teman beliau kaget ketika beliau datang dengan
membawa makanan yang demikian lezat mereka bertanya bagaimana kamu bisa
mendapatkannya? Beliau pun menceritakan semua kejadian yang beliau alami
kemudian beliau bertanya, “Siapakah orang yang kalian tawassuli itu?
Demi Allah kalau bukan karena bertawassul dengan beliau belum tentu
do’aku akan terkabul dengan spontan seperti yang kalian lihat.” Mereka
pun bercerita, “Ketahuilah di desa Bajalhaban dekat pegunungan ini ada
orang yang shaleh nan sabar. Beliau memiliki istri yang cerewet, namun
begitu beliau sangat sabar terhadap istrinya dan tidak pernah membalas
keburukan istrinya dengan keburukan serupa. Karena kesabarannya inilah
Allah mengangkat derajat beliau setinggi-tingginya. Beliau dikenal
dengan sebutan Syekh Abdurrahman Bajalhaban dan kami selalu bertawassul
kepada Allah dengan kemulyaan beliau.”
Mendengar cerita ini Syekh
Abdurrahman Bajalhaban kaget, setinggi inikah nilai kesabaran dirinya
di sisi Allah SWT? Maka beliau pun berpamit pulang ke desanya tanpa
mengemukakan alasan yang jelas. Karena beliau menganggap hidup bersabar
bersama istri cerewet ternyata memiliki nilai lebih besar dari pada
berkholwat (Menyepi) bersama orang-orang yang beribadah. Dan
teman-temannya mempersilahkan beliau pulang tanpa mengetahui apa alasan
beliau dan siapakah beliau sebenarnya, karena memang beliau tidak pernah
memperkenalkan nama beliau kepada mereka.
Ini adalah cerita
nyata yang menggambarkan betapa besar beban orang yang memiliki istri
cerewet sehingga Allah SWT membalas kesabaran itu dengan derajat yang
tinggi di sisinya. Kalau orang sekelas Syekh Abdurrahman Bajalhaban
memang dapat bersabar menghadapi istrinya tetapi kalau kita yang
menempati tempat beliau belum tentu kita dapat bersabar menghadapi istri
seperti itu. Sehingga impian untuk menjadikan rumah tangganya sebagai
“Baiti Jannati” (Rumahku Surgaku) terasa semakin jauh tercapai. Oleh
karena itu berhati-hatilah dalam memilih wanita pendamping karena
pernikahan bukanlah permainan, kapan kita suka kita pakai dan kapan kita
bosan kita buang.
Ada orang Arab yang mengatakan “Janganlah
engkau nikahi enam tipe wanita, yaitu annanah, mannanah, hannanah,
haddaqah, barraqah dan syaddaqah.”
Annanah artinya suka merintih,
mengeluh dan setiap saat kepalanya selalu diikat karena rasa sakit.
Menikahi wanita seperti ini akan sangat merepotkan dan waktu anda akan
banyak tersita. Jika anda orang yang sabar maka anda akan mendapat
banyak pahala dengan kesabaran anda tetapi jika anda bukan tipe orang
yang sabar maka tidak ada baiknya anda menikahi wanita yang
sakit-sakitan atau yang berpura-pura sakit.
Mannanah artinya suka
mengunndat-undat (menghitung-hitung kebaikannya) dan selalu mengatakan
“Aku telah berbuat begini begitu demi kamu dan untuk kamu.”
Hidup bersama tipe wanita seperti ini membuat diri anda selalu merasa bersalah karena telah menerima kebaikan-kebaikannya sehingga anda akan berandai-andai, “Seandainya dia tidak berbuat baik kepadaku atau aku tidak menerima kebaikannya.”
Jika kehidupan dalam rumah tangga seperti ini mana mungkin akan menjadi sorga dunia?
Hidup bersama tipe wanita seperti ini membuat diri anda selalu merasa bersalah karena telah menerima kebaikan-kebaikannya sehingga anda akan berandai-andai, “Seandainya dia tidak berbuat baik kepadaku atau aku tidak menerima kebaikannya.”
Jika kehidupan dalam rumah tangga seperti ini mana mungkin akan menjadi sorga dunia?
Hannanah artinya selalu merindukan sosok suami lain atau merindukan
anak dari suami lain, wanita seperti ini harus dijauhi. Dia hanya akan
memakan hati para suami. Tidak mensyukuri suami yang dikaruniakan Allah
kepadanya malah menginginkan suami lain. Oleh karena itu dianjurkan
jangan menikahi gadis yang sudah pernah berpacaran, karena bisa saja dia
akan merindukan mantan pacarnya.
Haddaqah artinya selalu
memandang benda-benda berharga dan memaksa suaminya untuk membelikannya.
Wanita seperti ini sebaiknya menikah dengan laki-laki yang memiliki
harta tidak terbatas sehingga berapa pun barang yang dia beli kekayaan
suaminya tidak akan berkurang.
Barraqah memiliki dua arti :
Pertama, sepanjang siang selalu di depan cermin dan bersolek dan arti kedua, selalu murka di saat makan sehingga dia selalu makan sendiri dan selalu menyisihkan bagiannya dalam segala hal. Sungguh merupakan dua sifat yang sangat buruk. Bagaimana dia dapat melayani suami kalau kerjaannya cuma bersolek dan bagaimana dia dapat menjadi guru dari putra-putrinya kalau punya sifat suka murka dan suka marah.
Pertama, sepanjang siang selalu di depan cermin dan bersolek dan arti kedua, selalu murka di saat makan sehingga dia selalu makan sendiri dan selalu menyisihkan bagiannya dalam segala hal. Sungguh merupakan dua sifat yang sangat buruk. Bagaimana dia dapat melayani suami kalau kerjaannya cuma bersolek dan bagaimana dia dapat menjadi guru dari putra-putrinya kalau punya sifat suka murka dan suka marah.
Syaddaqah artinya banyak omong, cerewet dan terlalu muluk dalam
berbicara, dalam haditsnya Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah
membenci orang-orang yang banyak omong dan terlalu muluk dalam
berbicara."
Al-Imam Ali bin Abi Tholib ra berkata,
“Sejelek-jeleknya perangai (sifat) laki-laki merupakan sebaik-baiknya
perangai perempuan, yaitu pelit, tinggi hati, dan penakut.”
Karena seorang wanita yang pelit akan menjaga hartanya dan harta suaminya dan wanita yang tinggi hati akan merasa enggan untuk berlemah lembut terhadap orang lain selain suaminya, sedangkan wanita yang penakut akan menjauhi hal-hal yang tidak dikehendaki suaminya karena dia takut terhadap suaminya.
Kecantikan wajah tidak menjamin kesejahteraan rumah tangga sedangkan kecantikan akhlaq merupakan kunci untuk mewujudkan rumah tangga bak sorga dunia. Berhati-hatilah dalam menentukan pendamping agar kita tidak menyesal karena penyesalan itu selalu terlambat datangnya.
Karena seorang wanita yang pelit akan menjaga hartanya dan harta suaminya dan wanita yang tinggi hati akan merasa enggan untuk berlemah lembut terhadap orang lain selain suaminya, sedangkan wanita yang penakut akan menjauhi hal-hal yang tidak dikehendaki suaminya karena dia takut terhadap suaminya.
Kecantikan wajah tidak menjamin kesejahteraan rumah tangga sedangkan kecantikan akhlaq merupakan kunci untuk mewujudkan rumah tangga bak sorga dunia. Berhati-hatilah dalam menentukan pendamping agar kita tidak menyesal karena penyesalan itu selalu terlambat datangnya.
0 komentar:
Posting Komentar