Menghargai Setiap Proses Hijrah Seseorang

Setiap orang pasti menginginkan dirinya menjadi lebih baik lagi. Tidak ada seseorang yang menginginkan  dirinya menjadi orang yang buruk sekalipun dia adalah orang yang dipandang buruk oleh masyarakat.

namun pada dasarnya baik buruknya diri seseorang adalah gambaran bagaimana hati orang itu sendiri, setiap orang punya kesempatan memiliki hati yang suci, hati yang bersih. Hanya saja bagaimana seseorang itu memanfaatkan kesempatan tersebut. Dan sebaliknya seseorang itu juga punya kesempatan memiliki hati yang kotor jika seseorang tersebut tidak pandai menjaga hatinya atau seseorang itu tau jika hatinya sedang sakit (penyakit hati) namun tidak juga diobati.

Ketika ada seseorang yang ingin memperbaiki dirinya, tentunya kita harus menghargai setiap proses hijrahnya, merangkul, mendukung, membimbing, jika kita tidak dapat membantu membimbingnya minimal kita do’akan keistiqomahannya, bukan malah memojokkannya, mencibirnya, atau bahkan menjahuinya. Kita yang dilahirkan islam sejak lahir merasa diri adalah yang paling benar dan paling mahir lalu mencibir saudara yang baru menyatakan keimanannya memeluk agama islam, kenapa berbuat demikian? Tidakkah lebih baik kita hidupkan ukhuwah islamiyah yang penuh cinta dan kasih sayang, kita sambut tangan-tangan mereka dengan sambutan kehangatan persaudaraan seiman. Kita yang duluan memakai pakaian syar’i sebagai bentuk ketaqwaan kepada sang ilahi lalu merasa sholihah dan lebih baik terhadap saudara-saudara muslimah yang ingin kembali, sehingga memberanikan diri untuk memojokkan dan merendahkan dengan perkataan-perkataan yang menyayat hati, kenapa berbuat demikian? Tidakkah semakin banyak muslimah yang ingin memperbaiki dirinya adalah hal yang menggembirakan, marilah kita rangkul mereka yang ingin memperbaiki dan kita tuntun mereka pada jalan yang di ridhoi ilahi. 

Sesungguhnya mereka yang ingin memperbaiki adalah mereka yang melewati ujian yang bertubi-tubi dan setiap orang memiliki ujian yang berbeda-beda dengan cara penyelesaian yang berbeda pula. Untuk itu menghargai setiap proses hijrah seseorang adalah hal yang harus kita lakukan, tidakkah kita ingat perkataan Sayyidina Umar bin Khattab “Adakalanya, orang yang paling buruk di masa silam, akan jadi baik di masa depan.” Jadi, orang yang paling baik belum tentu akan terus jadi baik dan orang yang buruk belum tentu akan terus jadi buruk, karena setiap orang memiliki pilihan yang sama antara jadi baik atau menunda kebaikan, tergantung yang manakah seseorang itu memilih.

Catatan:

Untuk engkau yang sedang berhijrah, istiqomahkan  untuk tetap jadi baik. Tidak apa pandangan manusia buruk pada kita namun Allah memandang kita dengan pandangan rahmatNya dan tidak apa jika seseorang meninggalkan kita karena perubahan kita namun yang terpenting Allah tidak pernah meninggalkan kita. Ingatlah firman Allah yang artinya:

“Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rizki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan RosulNya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ketempat yang dituju) maka sungguh pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah maha pengampun, maha penyayang.” (QS. An Nisa’;100)

 والله اعلم بالصواب