Dikisahkan iblis yang
diberikan kekuasaan oleh Allah SWT dapat naik turun dari bumi ke langit sewaktu
dikehendaki, mempunyai maksud naik ke langit. Tiba-tiba iblis mendengar para
malaikat membaca sholawat atas nabi Ayyub AS. Saat itu juga timbullah rasa
hasud di dalam hatinya. Ia memohon kepada Allah SWT.
“Wahai Allah, sekarang ini
aku memang telah menyaksikan sendiri hambaMu Ayyub sangat rajin bersyukur
seraya memuji kepadaMu. Tetapi kalau engkau memberi cobaan kepadaku tentu dia
tidak akan bersyukur dan tidak pula mentaatinya.”
Allah SWT berfirman kepada
iblis
“Baik, silahkan kamu
merangkap, sekarang aku beri kekuasaan kepadamu untuk mencoba Ayyub AS melalui
harta kekayaannya.”
Iblis berangkat. Ia mengumpulkan
semua anak buah terdiri dari syaitan dan jin, ia katakana kepada mereka.
“Sekarang aku telah diberi
wewenang untuk mencoba Ayyub AS melalui hartanya.”
Lebih lanjut iblis berkata
“Ifrit, sekarang kau
kuberi tugas membakar tempat penggembalaan unta-unta milik Ayyub AS dan
sekaligus membunuh semua unta-unta itu, laksanakan!”
Iblis datang menjumpai
Ayyub AS, saat mana ketika itu beliau sedang melaksanakan sholat. Iblis berkata
kepadanya.
“Tempat penggembalaan
unta-untamu terbakar, dan seluruh unta milikmu ikut terbakar pula.”
Apa kata nabi Ayyub AS
“Alhamdulillah, Allah SWT
sendiri yang memberikan kekayaan itu kepadaku dan hanya dia saja yang berhak mengambil
kembali.”
Iblis tidak berhenti
sampai disitu. Ia meningkat lagi pada kekayaan yang lain. Ia hancurkan semua
kambing milik nabi Ayyub AS, berikut tempat penggembalaannya. Ia datang ke Nabi
Ayyub As seraya memberitahukan peristiwa itu.
“Angin panas telah
menghancurkan kebunnya, tidak ada yang tersisa sedikitpun.”
Kata iblis sehabis merusak
semua kebun milik nabi Ayyub AS. Apa kata nabi Ayyub AS.
“Alhamdulillah.”
Kemudian beliau memuji
Allah SWT dan menyanjung-Nya.
Usaha iblis belum berhenti
sampai disitu. Ia kembali menghadap Allah SWT seraya memohon agar diberi
kekuasaan untuk mencoba Nabi Ayyub AS melalui anak-anaknya.
Allah berfirman:
“Silahkan, pergilah. Aku memberi kekuasaan penuh kepadamu untuk
mencoba Ayyub melalui anak-anaknya.”
Iblis berangkat, yang
dituju adalah gedung tempat anak-anak Nabi Ayyub AS berlindung di bawahnya. Gedung
itu diguncang lalu hancur menindih habis anak-anak nabi Ayyub AS, Semuanya meninggal. Iblis lalu memberi nabi
Ayyub AS tentang bencana yang menimpa anak-anaknya.
Apa reaksi beliau? Nabi
Ayyub AS malah beristighfar memohon ampun kepada Allah SWT. Usaha iblis tetap
tidak menghasilkan apapun untuk merubah ketaatan nabi Ayyub AS, Beliau tetap
taat kepada Allah SWT dan bersyukur kepadaNya. Iblis kembali menghadap Allah
SWT, seraya memohon agar diberi kekuasaan untuk mengujinya.
Allah berfirman:
“Silahkan, aku beri
kekuasaan kepadamu untuk menguji melalui tubuh, lisan dan akalnya tetapi bukan
hatinya.”
Iblis segera berangkat
untuk menggoda Nabi Ayyub As, sampai ketempat yang dituju ternyata beliau
sedang bersujud. Iblis datang dari arah kepala beliau, lalu meniup kedua lubang
hidungnya dengan sekali tiup. Seketika itu badan nabi Ayyub As serasa
gatal-gatal.
Makin lama terasa semakin
gatal. Nabi Ayyub AS menggaruk-garuk bagian-bagian tubuh yang gatal dengan
ujung-ujung jemarinya. Tetapi belum juga
hilang gatal-gatal itu.
Nabi Ayyub As mencoba
menggaruk-garuknya dengan kain kasar. Belum juga hilang gatal-gatal itu, lalu
menggunakan pecahan genting dan batu. Beliau tidak henti-hentinya menggaruk
badannya hingga melepuh, sehingga bernanah dan berbau busuk. Masyarakat sekitarnya
menganggap berbahaya terhadap penyakit yang sedang dialami nabi Ayyub AS. Mereka
sepakat mengasingkan beliau ke luar daerah. Beliau terusir ke tempat yang
kotor. Mereka membuatkan untuk beliau sebuah gubuk yang hanya ditemani istrinya
bernama Rahmah.
catatan:
1. Keyakinan
terhadap ketentuan Allah jika sudah terpatri dalam hati kita maka apapun yang
Allah takdirkan untuk kita hanyalah keridhoan hati untuk menerimanya.
2. Kesabaran
akan menghadirkan kekuatan dalam menjalani ujian, namun jika sabar itu tidak
dibarengi dengan menghadirkan Allah dalam hati maka akan mudah bagi orang
mengatakan bahwa “Sabar itu ada batasnya”. Akan tetapi jika sabar seseorang itu
menghadirkan Allah dalam hatinya maka insyaAllah kesabaran seseorang itu tidak
ada batasnya karena Allah bersamanya.
3. Kesadaran
bagi seorang hamba bahwasanya segala sesuatu adalah datangnya dari Allah, maka
ketika Allah mengambilnya ia akan ikhlas menerimanya dan jika Allah memberikan
lebih untuknya ia akan bersyukur karenanya.
Dalam
Syarah Al Hikam dijelaskan bahwasanya
“Tidak
ada satu tarikan nafas pun yang tampak dari dirimu melainkan terdapat ketentuan
Allah yang terjadi pada dirimu.”
Hikmah
ini memberikan nasehat kepada kita agar selalu menjadi hamba Allah dalam setiap
keadaan dan dalam kondisi apapun, yakni ketika mendapat nikmat, tertimpa
musibah, mulia, hina, kaya, miskin, susah, bahagia dan lain sebagainya. Jika seorang
hamba tetap berada di sisi Allah dalam setiap keadaan di atas, maka orang
tersebut berada dalam derajat yang mulia.
والله اعلم بالصواب
#Uqudullujain
#Syarah Al Hikam
0 komentar:
Posting Komentar