Dalam
kehidupan sehari-hari dimasyarakat kita jumpai baik kaum muda maupun kaum tua
sangat mudah untuk melakukan ngegosip,namun umumnya kegiatan ini lebih sering
dilakukan oleh kaum wanita. Gosip/menggunjing dalam bahasa agama dikenal dengan
istilah GHIBAH dimana artinya dalam kamus arab adalah ssuatu yang tidak tampak
didepan kita. Sedangankan ghibah menurut agama adalah sebagaimana diceritakan
dalam sebuah hadits
riwayat Imam Muslim yaitu ketika Rosululloh bertanya kepada
para sahabat
riwayat Imam Muslim yaitu ketika Rosululloh bertanya kepada
para sahabat
Rosululloh SAW :"tahukah kalian apa ghibah itu??"
Sahabat. ; "Allah dan Rosulnya lebih mengetahui,
Rosululloh SAW : " Kamu menyebutkan perihal saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukainya
Sahabat :" Bagaimana jika hal itu memang ada pada dirinya
Rosululloh SAW : Jika apa yang kau bicarakan itu ada padanya maka dinamakan ghibah, dan jika tidak terdapat pada dirinya maka kamu berdusta kepadanya. ( HR Muslim).
Rosululloh SAW : " Kamu menyebutkan perihal saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukainya
Sahabat :" Bagaimana jika hal itu memang ada pada dirinya
Rosululloh SAW : Jika apa yang kau bicarakan itu ada padanya maka dinamakan ghibah, dan jika tidak terdapat pada dirinya maka kamu berdusta kepadanya. ( HR Muslim).
Berdasarkan definisi dan pemahaman hadits
diatas, bahwa ghibah itu adalah membicarakan aib orang lain baik berupa fisik
atau non fisik, termasuk membicarakan istrinya,anaknya, cara berjalannya, cara
berpakaiannya, cara bicaranya dll. baik dengan ucapan,tulisan maupun hanya
dengan isyarat anggota tubuh. Walaupun apa yang dibicarakan memang ada pada
diri orang tersebut. Justru apabila hal tersebut tidak ada pada dirinya maka
dinamakan Fitnah atau kebohongan.
Dalam Al quran ghosip tersebut disebutkan pada
QS Al Hujurat ayat 12
لاَ يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا. أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ، وَاتَّقُوْا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَحِيْمٌ
“Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS
Al-Hujurat: 12).
Dalam sebuah juga hadits, Nabi Muhammad SAW
memperingatkan kepada umatnya sebagaimana beliau bersabda" Sesungguhnya
diantara dosa besar adalah panjang lidah dari kalian dalam membicarakan
seseorang muslim yang( dalam pembicaraanya tsb) menjatuhkan dirinya"( HR Abu
Daud)
Dalam hadits lain disebutkan , Sayyidina Aisyah
RA berkata kepada Nabi SAW "Shafiyyah itu seorang
wanita yang cantic tapi saying dia pendek", kemudian Rosululloh SAW
bersabda" engkau telah mengucapkan satu kalimat yang jika dicampur kedalam
lautan yang luas niscaya akan mengubah rasanya. ( Hr bu Daud dan At Turmudzi)
Dengan demikian, ulama' bersepakat bahwa kum
ghibah adalah HARAM. Namun mengenai apakah termasuk kategori dosa besar atau
kecil ulama' berpeda pendapat, namun yang pasti ghibah itu haram baik bagi
laki-laiki maupun perempuan.
Disamping itu, GHIBAH ada juga yang DIPERBOLEHKAN maksutnya
tidak akan mendapatkan dosa, diantaranya
1. Mengadukan kezaliman seseorang, misalnya ada seorang yang
didzolimi lalu orang tersebut mengadukannya kepada hakim dengan menyebutkan
kezalimannya
2. Meminta fatwa tertentu, misalnya ada seseorang yang bertanya
kepada seorang ulama tentang hokum perbuatan yang dilakukan saudaranya
3. Meminta bantuan orang demi menghilangkan kemaksiatan/kemungkaran yang tidak
dapat diatas sendirian. Misalnya mengadu kepada kepala desa akan preman
didesanya
4. Memberikan peringatan akan kelakuan buruk seseorang agar terhidat
dari perilaku buruknya Misalnya, seseorang bertanya tentang kebaikan serta keburukan si
Fulan yang datang melamar kerabatnya. Jika si Fulan memang orang yang tidak
baik, katakan apa adanya. Hal itu bukan termasuk ghibah. Asalkan, tidak
menyebutkan kejelekannya secara keseluruhan, melainkan kadar yang sekiranya
akan tertolak lamaran dari orang yang tak baik tersebut. Sekiranya cukup dengan
menyebut si Fulan seorang yang suka mabuk, tak perlu lagi menyebutkan si Fulan
juga suka berzina
5. Gihibah kepada seseorang yang suka menyebarkan aibnya sendiri,
maka ghibah padanya gak berdosa
Tips Menghindari Ghibah
Dikatakan, sesuatu tidak akan terjadi kecuali
karena sebab-sebab tertentu. Maka demikian pula seseorang yang berghibah, tentu
ada sebabnya. Untuk menghindarkan diri dari berghibah, hendaknya diketahui
sebab-sebab yang membuat seseorang melakukan ghibah.diantara sebab-sebabnya adalah
- keimanan dan kewara’an yang tidak sempurna. Jika seseorang sempurna iman dan kewara’annya, sulit baginya untuk berghibah. Fudhail bin Iyyadh RA berkata, “Paling sulitnya pekerjaan wara’ adalah wara’nya seseorang dalam menjaga lisanya.” Karenanya, jika seseorang bersifat wara’, dia tak kan berghibah atau berdusta. Dari sini dapat dipetik kesimpulan, salah satu solusi menghindari kebiasaan berghibah adalah meningkatkan keimanan dan rasa wara’.
- karena pertemanan yang salah. Nabi SAW bersabda, “Akhlaq seseorang ditentukan pada siapa yang menjadi teman-temannya.” Jika seseorang berkumpul dengan teman-teman yang salah, orang tersebut akan terbawa ke dalam pergaulan maksiat. Jadi, hindari teman-teman yang suka bergunjing, dan carilah teman dari orang-orang yang shalih, yang akan mengingatkan saat Anda melakukan kemaksiatan, termasuk ghibah.
- adanya sifat iri dan dengki di satu sisi dan tak memiliki sifat malu pada sisi lain. Seseorang akan cenderung menjelekkan dan menghinakan orang yang ia iri kepadanya, karena baginya itulah jalan yang dapat melegakan hatinya setelah dia tak dapat menghilangkan kenikmatan yang ada pada diri orang yang ia jelek-jelekkan itu. Karena itu, solusinya, bertaqwalah kepada Allah SWT dan malulah kepada-Nya. Jangan pernah mengira Allah SWT tidak mengetahui apa yang kita lakukan.Saat seseorang mempunyai rasa malu, akan timbullah rasa taqwa yang membuatnya menjauh dari segala perbuatan yang dilarang Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Hendaknya kalian merasa malu kepada Allah SWT dengan sebaik-baik rasa malu.”Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, alhamdulillah, kami semua malu kepada-Nya.”Beliau SAW menimpali, “Bukan demikian, tetapi jika kita benar-benar merasa malu kepada Allah SWT, hendaknya jagalah kepala dan semua yang ada dalam kepala itu (termasuk mulut, mata, dan lain-lain), hendaknya menjaga perut dan yang di sekitarnya dari segala yang dilarang, selalulah mengingat kematian dan masa kehancuran. Dan barang siapa menginginkan akhirat, hendaknya dia tinggalkan hiasan dunia.” (HR At-Turmudzi).
- cinta dunia. Fudhail bin Iyyadh berkata, “Tidaklah seseorang mencintai dunia kecuali dia akan iri, dengki, dan selalu membicarakan kejelekan orang lain.” Jadi, cara berikutnya adalah tinggalkan cinta kepada dunia yang fana ini.
- sering bersenda gurau. Memang, biasanya kalau banyak bersenda gurau, hal itu akan mengakibatkan banyak membicarakan orang lain. Karena itu, kurangilah frekuensi dalam bersenda gurau, apalagi yang berujung pada ghibah.
Demikianlah, semoga kita semua terhindar dari
maksiat yang satu ini.
والله اعلم بالصواب
0 komentar:
Posting Komentar