Terinspirasi dari kata
seseorang “Karena akhirat belum ada di pikiran mereka”. Sejenak merenungi
kata-kata tersebut dan cukup menyadarkan betapa jauhnya pemikiran tentang
akhirat.
Setiap hari bisa terus memikirkan kebahagiaan di dunia namun lupa
dengan kebahagiaan akhirat,padahal sering kita mendengar bahwa dunia adalah
tempat untuk mencari kebahagiaan di akhirat bukan sebaliknya.
Dalam sebuah pepatah sufi
dikatakan “Waktu laksana pedang” jika kita mampu menggunakannya dengan baik,
maka pasti akan memberikan manfaat, tetapi apabila kita tidak dapat
menggunakannya dengan baik, maka pedang tersebut dapat melukai atau bahkan
membunuh kita.
Berhentinya nafas memang
tidaklah ada yang tahu kapan itu terjadi. Namun setiap orang yang beriman
mereka tahu bahwa apa-apa yang kita lakukan di dunia akan kita pertanggungjawabkan
di akhirat.
Bayi yang baru lahir
meninggal
Tidak sakit, sehat wal
afiat tiba-tiba meninggal
Anak muda mengendarai
motor lalu kecelakaan dan meninggal
Meninggal tidak harus yang
tua
Dewasa, remaja, balita,
batita dan yang baru lahir pun tidak menjamin mereka berumur panjang.
Maka seharusnya itu cukup
memberikan pelajaran kepada kita bahwasanya waktu di dunia ini seperti, betapa
pentingnya waktu bagi pemain sepak bola untuk mendapatkan poin yang lebih
banyak. seperti, seorang murid yang sedang ujian agar dapat menyelesaikan semua
soalnya dengan benar.
Dunia memang begitu banyak
menawarkan keindahan dan kemegahan, namun akhirat menawarkan syurga yang jauh
lebih indah dan megah. Dan dunia juga memang begitu banyak ujian dan kesusahan
didalamnya, namun ingatlah bahwa akhirat ada neraka didalamnya. Tidakkah kita
ingat bahwa seburuk-buruk tempat kembali adalah neraka.
Didalam Syarah Al Hikam
dijelaskan, dapat memandang akhirat lebih dekat dari diri sendiri adalah
manakala terpancar cahaya keyakinan dalam hati yang sehingga dunia ini tidak
tampak dalam pandangan dan yang tampak dihadapnnya adalah akhirat atau ketika
seseorang menyadari bahwa dirinya suatu saat akan sirna,maka pada saat itu akan
tampak akhirat dihadapan kita.
Imam Asy-Syabili
menyatakan “Orang yang mengenal Pencipta pasti tidak berkeinginan mendapatkan
ciptaan-Nya”. Oleh karena itu, orang-orang yang dekat dengan Allah tidak akan
pernah tergiur oleh gemerlap dunia dan tidak terpengaruh hingar binger alam
ini, karena mereka mengetahui bahwa alam ini adalah semu dan alam akhirat
adalah alam yang nyata.
Pedoman hidup dari Al
Habib Munzir Al Musawa:
Kehidupan ini seperti kita
berada di sebuah perahu yang terus melintas di atas samudra yang penuh dengan
racun dan gelombang jebakan syaitan untuk menjatuhkanmu kedalam lautan dosa.
Namun bagi mereka yang telah jatuh kedalam samudera dosa hingga gelap dengan
kehinaan ia bisa kembali keperahu jika ia segera bertobat maka akan Allah
selamatkan dia. Jangan bosan untuk bertobat, kalahkan dosamu dengan taubatmu.
والله اعلم بالصواب
0 komentar:
Posting Komentar